• Prev Chapter
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 590

Bab 590 Hanya Diri Sendiri Bisa Menyelamatkan Diri Sendiri

Sebelumnya, Luna memperoleh dana Investasi sebesar lebih dari empat triliun dari berbagai perusahaan, belakangan inisebagian besar dari dana tersebut sudah diinvestasikan.

Saat ini, dana yang dimiliki Grup Perfe sangat terbatas.

Liander berkata, “Kalau begitu, begini saja, Bu Luna bisa menggunakan sebagian saham Grup Perfe untuk menggantikannya.”Setelah ragu sejenak, Luna tetap menyetujui saran Liander demi menyelamatkan Ardika.

Pada akhirnya, dia mengeluarkan dua puluh persen dari saham Grup Perfe yang dimilikinya, la

mengalihkannya kepada Liander.novelbin

Akhir—akhir ini, Liander sangat kebosanan di Kota Banyuli, jadi dia pun mendaftarkan sebuah

perusahaan.

Selain berhasil menjadikan Ardika sebagai pelayannya, dia juga berhasil memperoleh saham Grup Perfe.

Liander benar—benar meraih keuntungan yang besar.

Setelah janjian sore nanti akan ke Grup Perfe untuk menandatangani surat pengalihan saham, pria itu pun meninggalkanrestoran dengan senang.

Melihat Luna sudah meninggalkan restoran, Ardika bertanya, “Sayang, apa yang kamu bicarakan denganLiander?”

Setelah diusir oleh Luna, dia takut Liander melakukan hal buruk pada istrinya. Jadi, dia terus berdiri di dekat jendela danmengamati situasi di dalam.

Namun, dia tidak tahu apa yang dibicarakan oleh dua orang itu.

“Kenapa kamu harus memberitahumu?!”

Amarah Luna masih belum mereda, dia memelototi Ardika dengan dingin, lalu langsung masuk ke dalammobil.

Tidak berdaya, Ardika hanya bisa melajukan mobilnya.

Setelah Ardika mengantar Luna ke Grup Perfe, Ardika langsung diusir oleh istrinya.

Ardika hanya mengira istrinya masih marah padanya.

Namun, dia tidak tahu Luna tidak ingin Ardika mengetahui tentang pengalihan saham kepada Liander,Setelah meninggalkan Grup Perfe, Ardika pergi ke Kompleks Vila Cempaka nomor sembilan.

Dua hari ini, Robin dan Selvi tampak menua.

Karena abu putra mereka dibuang oleh tiga keluarga besar, mereka merasakan pukulan yang sangatbesat.

Ardika datang dengan membawa kabar baik untuk mereka. “Ayah, Ibu, besok Elsy akan datang menjemput kalian. Kalian ikutbersamanya ke Vila Pelarum, ya.”

“Aku sudah membuat pengaturan. Besok, aku akan membantu Delvin menuntut keadilan atas kematiannya. Nggak ada satu pundi antara orang-orang yang pernah menyakiti Delvin yang bisa

melarikan diri.”

Robin dan Selvi menganggukkan kepala mereka dengan senang sekaligus terharu, mereka bahkan terus berterima kasih padaArdika.

Arini berkata, “Besok aku juga akan pergi. Aku juga pernah menyakiti Delvin, sudah seharusnya aku menyesali perbuatanku didepan batu nisannya.”

Wanita itu hampir menemani Robin dan Selvi sepanjang waktu tanpa memedulikan pekerjaannya lagi.Robin dan Selvi sendiri juga sudah menganggapnya seperti putri mereka sendiri.

“Oke.”

Ardika melirik wanita itu sejenak dan menganggukkan kepalanya.

Tidak peduli apakah wanita itu benar—benar tulus dan telah menyesali perbuatannya, paling tidak sikapwanita itu selama ini cukup baik.

Sambil mengusap-usap kepala Livy dengan lembut, Ardika berkata, “Besok, Melia saja yang menjaga Livy. Dia masih kecilsituasi besok nggak layak untuk dilihatnya.”

Bocah perempuan itu sedang menikmati sentuhan kasih sayang ayah angkatnya. Karena masih kecil, dia tidak terlalumemahami pembicaraan orang dewasa.

“Brak!”Tepat pada saat ini, tiba—tiba Melia berlutut pada Ardika.

“Melia, apa maksudmu?!” tanya Ardika dengan dingin.

Hanya mendengar satu kalimat pertanyaan dari Ardika itu saja sudah membuat sekujur tubuh Melia gemetaran.

Namun, dia berusaha kerasmengumpulkan keberaniannya. Diamendongak dan berkata, “TuanArdika, memerint hkagKelldrya'Lakito UNtGR Nindah keluar dari VilaPelarum dan menjadikan VilaPelarum sebagai tugu makam Delvinadalah hukuman yang layak diterimaoleh Keluarga Lukito. Tapi, akumohon pada Tuan Ardika, janganmenyakiti mereka, terutama ayahku.”The content is on NovelDrama.Org!Read the latest chapter there!

Ardika menatap wanita itu dengan dingin dan berkata, “Kenapa? Kamu sedang mengajukan persyaratanpadaku?”Melia buru—buru berkata, “Aku nggak berani!”

Ardika mendengus dan berkata, “Akusudah memberi Keluarga Lukitobanyak kesernpataiy ahi thi, akusenipat érkunjung ke Vila Pelarum.Tapi, aku sama sekali nggak melihattanda-tanda Oliver menyesali Thecontent is on NovelDrama.Org! Readthe latest chapter there!

perbuatannya!”“Nggak ada gunanya memohon pada orang, hanya diri sendiri yang bisa menyelamatkan diri sendiri.”Setelah mendengar ucapan Ardika, Melia tidak tahu harus berkata apa lagi.

“Bangunlah! Jangan berlutut dihadapanku seperti ini sesuka hatimu!Keluarga Darmeadaldf keluargablasa, n Sk seperti keluarga besarseperti keluarga kalian yang banyakaturan.” The content is onNovelDrama.Org! Read the latestchapter there!

Setelah memerintahkan Melia untuk berdiri, Ardika tidak memedulikan wanita itu lagi.

Oliver sangat membenci Ardika karena Ardika menjadikan Melia sebagai pelayan.

Namun, hal yang tidak diketahui oleh Oliver adalah, hal ini malah menjadi sebuah keberuntungan bagiMelia.

Saat ini, Jesika berjalan menghampiri Ardika dan berkata, “Pak Ardika.”

Setelah menerima panggilan telepon dari Ardika, dia bergegas ke sini. 3

Use arrow keys (or A / D) to PREV/NEXT chapter