• Prev Chapter
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 491 Aku Tidak Memenuhi Kualifikasi Berbicara dengan Alden

Alden mengatupkan tangannya dan berkata, “Tuan Ardika, jangan berbicara seperti itu. Nanti aku akanmengundangmu ke ruanganku untuk minum teh dan menyerahkan hadiah permintaan maafku

kepadamu secara pribadi.

Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku nggak butuh hadiah darimu.”

Orang–orang yang berada di tempat itu sudah tidak tahan melihat perilaku Ardika lagi.novelbin

“Ardika, Tuan Alden adalah raja preman, dia adalah sosok yang terhormat.

“Sedangkan kamu, hanya seorang menantu keluarga kaya kelas dua yang rendahan seperti KeluargaBasagita.”

“Tuan Alden bersedia berbicara denganmu saja sudah cukup menghargaimu. Jangan nggak tahu diri!”

Melihat Ardika akan menjadi target maklan orang banyak lagi. Tina buru–buru menghampirinya danmenegurnya dengan suara kecil, “Ardika, ayahku sudah setuju untuk meminta maaf padamu. Janganbertindak keterlaluan!”

“Kalau kamu nggak mempertimbangkan harga diri ayahku, biarpun ayahku berbesar hati, belum tentuorang lain juga berbesar hati.”

“Mungkin saja ada orang yang demi menyenangkan hati ayahku mengambil keputusan secara sepihakuntuk membalas dendam padamu dan Luna sekeluarga.”

“Apa kamu nggak bisa membiarkan Luna tenang sedikit dan mengurangi masalah untuknya? Denganbegitu, Bibi Desi Juga nggak akan terus ribut dan mendesak kalian untuk bercerai!”

Setelah mendengar karena peringatan dari Ardika, Alden baru bisa mempersiapkan diri dan nyawanyaterselamatkan, Tina sangat berterima kasih pada Ardika dan tidak begitu membenci pria itu sepertidulu

lagi.

Namun, tindakan Ardika yang seolah–olah tidak bisa membaca situasi ini dan sudah mulai keterlaluan,tetap membuat emosi Tina sedikit tersulut.

Ardika melirik wanita itu, lalu berkata tanpa ekspresi, “Tina, apa kamu pikir tindakanku ini berlebihan?”

“Sebelumnya, Bromo mengirim pembunuh ke Vila Cakrawala untuk membalas dendam. Kalau bukankarena dihentikan oleh Korps Taring Harimau, apa kamu pernah memikirkan apa yang terjadi padamereka?”

“Luna mengikutimu ke Kota Serambi dan ditahan oleh Yoga. Kalau bukan karena aku memanggilKorps Armor Besi ke–1, bagaimana nasib kalian?”

Mendengar Ardika melontarkan dua pertanyaan itu, Tina langsung terdiam.

Kalau tanpa Korps Taring Harimau, Luna sekeluarga sudah terbunuh dengan mengenaskan.

Kalau tanpa Korps Armor Besi ke–1, mungkin dia dan Luna sudah mati dalam rencana jahat Edrik.

“Tina, kamu bisa memaafkan Edrik dan Bromo, tapi Luna adalah istriku, aku nggak bisa memaafkanmereka begitu saja.”

“Hari ini, aku harus menegakkan keadilan untuk istriku sekeluarga!” kata Ardika dengan tegas danlantang.

Tina menatap Ardika dengan tatapan kosong, seolah–olah dia baru pertama kali mengenal pria itu.

Saat ini, dia bisa merasakan gelombang kekuatan yang luar biasa besar dalam diri Ardika.

Akhirnya sekarang dia sudah mengerti mengapa Luna selalu mengatakan bahwa Ardika bersediamenentang seluruh dunia ini demi dirinya.

Saat ini, detik ini juga akhirnya dia sudah memahami ucapan sahabatnya itu.

Hanya saja, dia masih belum mengerti.

Sebenarnya atas dasar apa Ardika merasa dirinya bisa menegakkan keadilan yang dia katakan itu?

Saat ini, Ardika mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Draco yang berada di luar. “Sekarangsudah saat kamu masuk untuk menyaksikan pertunjukan.”

Setelah meletakkan ponselnya, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah orang–orang yang masihmenyindirnya dan mengejeknya, lalu berkata dengan dingin, “Kalian merasa aku nggak memenuhikualifikasi untuk berbicara dengan Alden, bukan? Kalau begitu, aku memanggil seseorang yang berhakberbicara dengannya untuk masuk ke sini!”

Alden tersenyum getir dan berkata, “Tuan Ardika, sebenarnya kamu nggak perlu bertindak sejauh itu.”

Dia tahu Ardika tidak bisa mengungkapkan identitas aslinya. Dia berpikir Ardika berencana untukmemanggil Henry yang merupakan orang terkaya di Kota Banyuli untuk masuk ke sini.

“Cih, dia hanya bisa berlagak hebat saja! Menantu benalu keluarga kaya kelas dua sepertinya bisamengenal tokoh hebat seperti apa?!”

“Di Kota Banyuli, orang yang memenuhi kualifikasi untuk berbicara dengan Tuan Alden hanya kepalakeluarga tiga keluarga besar dan Tuan Henry, siapa yang bisa dipanggil oleh idiot sepertinya?”

“Hah! Jangan dengar dia membual lagi! Biarpun empat tokoh hebat itu datang, mereka juga nggakmungkin bisa membuat Tuan Alden menyetujui dua permintaannya itu.”

“Kulihat dia benar–benar sudah gila

Kata–kata yang orang–orang itu lontarkan pada Ardika makin tidak enak didengar.

“Apa menurut kalian aku nggak memenuhi kualifikasi untuk berbicara dengan Alden?”

Tepat pada saat orang–orang itu sedang sibuk melontarkan ejekan pada Ardika, tiba–tiba suaraseseorang terdengar!

+15 BONUS

Use arrow keys (or A / D) to PREV/NEXT chapter