• Prev Chapter
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 712 Penghinaan yang Besar

“Aku ….

Tuan Besar Misra Basagita membuka mulutnya dengan lebar.

Sama seperti tamu undangan lainnya yang berada di dalam hall, dia juga menatap Luna sekeluargadengan tatapan terkejut.novelbin

Baru saja Gilang mengatakan bahwa Luna sekeluarga adalah tamu kehormatan Keluarga Misra!

Yanto, Wisnu dan yang lainnya benar–benar sudah kesal setengah mati.

Mengapa? Mengapa Luna sekeluarga bisa menjadi tamu kehormatan Keluarga Misra!

Mereka tidak bisa menerima kenyataan ini.

Namun, hal yang mereka tidak ketahui adalah hal yang jauh lebih sulit mereka terima masih menantimereka.

Tepat pada saat ini, tiba–tiba Gilang menunjuk ke arah pintu dan berkata pada Tuan Besar

Misra Basagita dengan dingin, “Pergi sana! Kamu dan seluruh keluargamu pergi sekarang juga!

11

“Berani–beraninya kalian mengusir tamu kehormatanku! Kalian nggak perlu menghadiri perjamuanmalam ini lagi!”

Sontak saja ucapan Gilang langsung membuat suasana di dalam hall menjadi heboh.

Demi membantu Luna sekeluarga untuk melampiaskan kekesalan mereka, Gilang mengusir TuanBesar Misra Basagita dan seluruh keluarganya!

Di dalam lubuk hati pria paruh baya itu, Luna sekeluarga jauh lebih penting dibandingkan puluhanorang itu!

“Syukurin! Tadi mereka masih bersikap arogan dan hendak mengusir orang lain! Siapa sangka merekasekeluarga bukan apa–apa di mata Tuan Gilang Keluarga Misra!”

“Mereka mengira hanya dengan berganti marga saja mereka sudah bisa menjadi anggota keluargakaya terkemuka. Di mata anggota inti Keluarga Misra, mereka nggak lebih dari sekadar pelayan untukdiperintah.”

“Eh, benar juga. Bagi pelayan yang setia pada majikannya, maka keluarga kaya terkemuka akanmemberi hadiah berupa marga

Mendengar sindiran dan ejekan yang ditujukan pada mereka, Wisnu dan yang lainnya merasa dirimereka sudah tersambar petir.

Mereka benar–benar tidak bisa memercayai dan tidak bisa menerima apa yang telah terjadi.

1/3

RIE DOKUS

Mereka sudah menyerahkan segala sesuatu milik Keluarga Basagita kepada Keluarga Misra. Bahkanmereka juga sudah mengganti marga mereka.

Mereka dimaki pengkhianat leluhur dan menjadi bahan tertawaan di Kota Banyuli.

Namun, di mata Gilang, mereka tidak bisa dibandingkan dengan Luna sekeluarga yang bahkan tidakmelakukan apa–apa.

Tuan Besar Misra Basagita juga hampir menggila.

Mengapa?!

Mengapa?!

Mengapa Gilang memperlakukan mereka seperti ini?!

Mengapa Keluarga Misra memperlakukan mereka seperti ini?!

Awalnya, dia mengira dengan berganti marga dan menyerahkan seluruh aset keluarganya kepadaKeluarga Misra, maka dia bisa menjadi anggota sebuah keluarga kaya terkemuka.

Biarpun dia dimaki oleh banyak orang, juga tidak masalah.

Namun, sekarang, apa yang dia dapatkan? Dia malah dimarahi oleh Gilang seperti seorang pelayan.

Ekspresi Tuan Besar Misra Basagita berubah menjadi muram, dia benar–benar enggan menerimakenyataan ini.

Namun, dia hanya berani melampiaskan amarahnya dalam hatinya. Dia tidak berani membukamulutnya untuk menyalahkan Gilang.

“Gilang, apa kamu sedang bercanda….

Dia mencoba untuk memastikan sekali lagi dengan sikap hormat.

“Apa perlu aku mengulangi ucapanku sekali lagi?”

Gilang bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya. Pria paruh baya itumenunjuk ke arah pintu dan berkata, “Pergi sekarang juga!”

Ditatap oleh Gilang dengan tatapan tajam dan dingin, Tuan Besar Misra Basagita sangat kecewasekaligus sakit hati.

“Oke, kami akan pergi sekarang juga.”

Selesai berbicara, dia berbalik dan berjalan menuju ke arah pintu.

“Kakek!” seru Wisnu yang masih enggan menerima kenyataan ini.

“Ayah!”

2/3

Yanto juga berseru dengan nada tidak terima.

+15 BONUS

Anggota baru Keluarga Misra lainnya tentu saja juga tidak terima diperlakukan seperti ini.

Mereka memelototi Luna sekeluarga dengan penuh kebencian.

Namun, mereka bahkan tidak berani bertanya pada Gilang mengapa mereka diusir.

“Apa kalian nggak dengar? Kita diminta untuk pergi dari sini!”

Tuan Besar Misra Basagita mengerang dengan penuh amarah, ekspresinya terlihat ganas.

Yanto dan yang lainnya tidak berani berbicara lagi.

Di bawah tatapan mengejek tamu undangan yang berada di dalam hall, Tuan Besar Misra Basagitamembawa seluruh keluarganya berjalan keluar dari hall tersebut.

Jelas–jelas jarak antara bagian tengah hall dengan pintu hall sangat pendek.

Namun, Tuan Besar Misra Basagita merasakan dirinya seperti menempuh perjalanan yang sangatjauh.

Dia tidak pernah menerima penghinaan seperti ini.

“Kalau ingin dipandang tinggi oleh orang lain, hal pertama yang harus dilakukan adalah memandangtinggi diri sendiri.”

Suara Ardika memecah keheningan.

Semua orang mengira Ardika sedang melontarkan sindiran.

Sebenarnya, Ardika hanya sedang mengutarakan pandangannya dalam satu kalimat.

Situasi yang dihadapi oleh Tuan Besar Misra Basagita dan yang lainnya adalah hasil dari perbuatanmereka sendiri.

Mereka sendiri yang menjadikan diri mereka sendiri sebagai bahan tertawaan.

Gilang hanya melirik Ardika dengan acuh tak acuh tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Dia berjalan menghampiri Luna sekeluarga, lalu tersenyum dan berkata, “Jacky, aku dengar Pak Farlinsedang mengobati kakimu, apa rencana pengobatannya sudah selesai?” @

Use arrow keys (or A / D) to PREV/NEXT chapter