• Prev Chapter
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 599 Pertemuan dengan Tuan Dewa Perang

Sorot mata Liander dipenuhi dengan penantian.

Keinginan Keluarga Septio Provinsi Aste adalah menjalin relasi dengan Thomas untuk memperluasbisnis mereka dengan tim

tempur.

Namun, kalau hari ini dia mendapat perhatian dari Dewa

Perang, maka dia akan menjalin relasi dengan Dewa Perang.

Kalau dia berhasil menjalin hubungan dengan Dewa Perang, tentu saja akan menjadi kabar baik di luardugaan bagi Keluarga Septio Provinsi Aste!

Fiona buru–buru menyeka keringat di wajahnya dengan tisu basah, lalu memperbaki riasan wajahnya.

Hari ini dia bisa mendapat pengampunan dari Dewa Perang atau tidak berpengaruh pada kariernya.Hanya ada dua pilihan baginya, yaitu menjadi makin terkenal atau sepenuhnya diblokade dari duniahiburan.

Bahkan, ada sedikit harapan yang menyelimuti hatinya.

Karena Dewa Perang masih muda dan bugar, kalau saja Dewa Perang tertarik padanya, dia bahkantidak berharap untuk menjadi istri, selir maupun simpanan pria itu.

Kalau dia bisa terlibat dalam “cinta satu malam” dengan Dewa Perang, maka nilai dirinya akan naiksecara signifikan! Dia

akan menjadi orang yang paling terkenal dalam dunia hiburan!

Kerry, Gisel.

James, Herman, Jimmy, Yudis.novelbin

Keenam orang ini mengangkat kepala mereka dengan bangga.

Mereka beranggapan bahwa dibandingkan orang–orang

lainnya, mereka berenam paling mudah menarik perhatian Dewa Perang.

Bagaimanapun juga, mereka diundang secara khusus oleh tim tempur Kota Banyuli!

Kenyataan seolah seindah ekspektasi mereka.

“Kerry, Gisel, James, Herman, Jimmy, Yudis. Di mana keenam orang ini?”

Suara Dewa Perang yang berada di atas panggung kembali menggema di seluruh tempat itu.

Bagaikan memenangkan undian secara tiba–tiba, Kerry dan lima orang lainnya tertegun sejenak, lalubersorak dengan gembira.

“Benar–benar kita! Orang pertama yang ingin ditemui oleh Tuan Dewa Perang adalah kita berenam!”

Mereka bangkit dari tempat duduk mereka dengan senang.

Baik kepala keluarga tiga keluarga besar maupun Liander dan Fiona berinisiatif membuka jalan untukkeenam orang itu.

1000

Semua orang menatap mereka dengan sorot mata kagum sekaligus iri.

Keenam orang itu tampak sangat bangga.

Mereka berjalan keluar dari area kursi penonton, melewati jalur formasi para prajurit menuju ke bawahpanggung.

“Kami memberi hormat kepada Tuan Dewa Perang!”

Keenam orang itu berteriak dengan serempak dan mengangkat kepala mereka, pandangan merekatertuju ke arah panggung.

Akhirnya, mereka sudah berkesempatan untuk melihat wajah Dewa Perang!

Namun, berbeda dengan yang mereka bayangkan, mereka malah melihat wajah seseorang yang tidakasing bagi mereka. Orang itu tampak sedang menyunggingkan seulas senyum penuh arti kepadamereka.

Dalam sekejap, keenam orang itu langsung membelalak kaget dan sekujur mereka gemetaran,seolah–olah mereka baru saja melihat hantu!

Astaga! Ternyata Dewa Perang adalah orang yang selama ini mereka panggil sebagai pecundang,yaitu Ardika!

Bagaimana mungkin?!

Bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi?!

1/6

Kepala mereka terasa berdengung–dengung, mereka sama sekali tidak bisa berpikir.

“Pfffttt!”

Menghadapi situasi seperti ini, tubuhnya seolah sudah di luar kendalinya, seteguk darah langsungmuncrat keluar dari mulut Kerry.

Dewa Perang bertanya dengan acuh tak acuh, “Kerry, sepertinya bertemu denganku, kamu nggakperlu begitu semangat, ‘kan?”

“Brak!”

Kedua kaki Kerry terasa lemas, dia langsung berlutut saat itu juga.

Dia bersujud di tanah dengan sekujur tubuhnya gemetaran.

“Tuan Dewa Perang, aku ….”

Saking ketakutannya, dia bahkan sudah tidak bisa berbicara lagi.

Gisel, James, Herman, Jimmy dan Yudis juga ikut berlutut.

Mereka berenam bersujud di lantai. Saat ini, perasaan mereka benar–benar sudah tidak dapatdideskripsikan dengan kata- kata lagi.

“Nggak hanya muntah darah, mereka bahkan berlutut kepada Tuan Dewa Perang! Bukankahseharusnya mereka bersikap

4/6

sedikit lebih tenang?”

Para penonton yang duduk jauh dari panggung tertawa mengejek melihat pemandangan itu.

Ternyata, anak–anak muda itu benar–benar tidak berwawasan

luas.

Dewa Perang bahkan belum mengucapkan sepatah kata pun, tetapi mereka sudah muntah darah danberlutut di hadapan

Dewa Perang.

Kesan baik mereka di mata Dewa Perang pasti menurun secara

signifikan.

“Di mana Fiona dan Sonya?”

Melihat Kerry dan yang lainnya sudah tidak bisa berkata–kata lagi, Dewa Perang tidak memedulikanmereka untuk

sementara waktu. Dia kembali melontarkan pertanyaan untuk mencari targetnya selanjutnya.

Sonya Dolarus adalah Sonya, manajer Fiona.

Sebelumnya, mereka terus bersama Keluarga Santosa.

Setelah mendengar nama mereka dipanggil, dua wanita itu juga berjalan ke arah panggung dengansenang.

“Kami memberi hormat kepada Dewa Perang…. Ah! Bagaimana bisa kamu orangnya?!”

“Brak!”

5/6

+15 BONUS

Sebelum sempat menyelesaikan kalimat mereka, dua wanita

itu sudah berlutut saking ketakutannya. Mereka bahkan lebih parah dibandingkan Kerry dan lima oranglainnya.

“Astaga! Bukankah dia sendiri adalah artis? Biasanya dia dikagumi oleh banyak orang. Tapi, begitu tibadi hadapan Dewa Perang, dia sendiri yang bersikap seperti seorang penggemar.” a

Para penonton yang menempati kursi penonton kembali tertawa mengejek.

Use arrow keys (or A / D) to PREV/NEXT chapter